Banyak perkara yang tak dapat ku mengerti,
mengapa kah harus terjadi
di dalam kehidupan ini...
Satu perkara, yang ku simpan dalam hati
tiada sesuatu kan terjadi
tanpa Allah Peduli
Allah mengerti, Allah peduli
segala persoalan yang kita hadapi
tak akan pernah ku dibiarkannya bergumul sendiri
S'bab Allah mengerti
Sontak aku kaget dan tiba-tiba terdiam saat mp3 ku mulai memutar lagu tersebut... mungkin sebagian dari para pembaca mengenal lagu ini, namun ada pula yang tidak tahu sama sekali... Well, saya tidak mempermasalahkannya.
Tanpa terasa titik air mataku mengalir dari pelupuk mataku dan membasahi pipiku. Ya... ada beban di dalam hatiku yang terus mengganjal hingga hari ini, ada rasa bersalah yang begitu dalam sehingga aku sendiri pun tidak mampu untuk mengungkapkannya... aku tidak menemukan orang yang tepat untuk diajak bicara, tidak juga untuk berbagi beban di hati ini... Aku tersiksa...ya.. rasanya ingin meledak... aku membawa bom waktu ini yang siap untuk meledak kapan pun dan dimanapun.
Aku bingung... ku tatap cermin itu dalam-dalam, namun tetap saja aku tidak dapat mengenali orang yang sedang kutatap tersebut, matanya kosong, tidak ada harapan yang biasa aku lihat tidak juga ku lihat sebuah impian dalam mata itu.
Aku pun tidak mengenali diriku, siapa aku, apa yang sedang aku kerjakan, apa yang ingin aku kerjakan...bahkan apa yang telah aku kerjakan. Semua tampak sia-sia, tak berarti, jadi buat apa aku hidup lebih lama lagi...
Aku hanya akan menjadi sebentuk daging dengan topangan tulang belulang dan kumpulan sel dan saraf, tapi tak berjiwa.
Aku hanya akan melangkah seperti debu yang diterbangkan angin, tanpa tujuan dan rasa...
Kemana diriku yang dapat bertahan dalam menghadapi cobaan, saat cercaan menerpa tetap berdiri kokoh bak rangkaian bambu yang tak akan hancur oleh terpaan gelombang liar dari sepasukan ombak yang marah...
Kemana diriku yang tetap akan melindungi mereka yang memberikan pengharapan dan kepercayaan, diriku yang selalu mau mendengarkan orang lain dan memberikan empati pada keterbatasan mereka, diriku yang bersahabat untuk menerima setiap tangan yang memerlukan kekberadaanku untuk membangkitkan mereka...
Kebanggaan dan keangkuhanku menghilangkan rasa itu, kesenangan dan kepuasanku yang menjadikan hari-hariku hampa tanpa senyum penyuntik rasa empati, kekuatan dan kemampuanku yang mengecilkan mereka di sekitarku tanpa bisa aku balas tetesan air mata dari mereka.
Aku lupa tempat terbaik untuk bersimpuh dan memohon ampun...
Aku lupa tempat terbaik untuk berterima kasih atas semua yang aku terima...
Aku lupa tempat terbaik untuk memberikan yang aku punya tanpa balas...
Aku lupa tempat terbaik untuk menopang hidupku....
Aku lupa tempat terbaik untuk menjadikanku yang terbaik sebagai ciptaanya dengan segala yang kumiliki...
tak akan pernah ku dibiarkannya bergumul sendiri
S'bab Allah mengerti