Jangan disalah artikan judulnya yach… dari berita-berita yang saya dengarkan atau saya lihat di telivisi… para teroris ini rata-rata menjalankan aksinya dengan cara bom bunuh diri… apa dong namanya kalau bukan Cinta Mati (-red- lebih baik mati untuk suatu hal yang sampai dengan detik ini saya tidak pahami… kalau mati demi orang tuanya sih yaaaa…. bisa masuk akal sih, tapi untuk orang yang tidak dikenal dengan ajaran yang tidak masuk di akal sehat??@??@#$!%?, confusing…).
Kalau disuruh pilih, saya masih mencintai kehidupan ini dan memberikan yang terbaik dari saya untuk orang lain…..fiiiuuuuhhhh…munafik kah??? Tergantung dari sudut pandang mana Anda menilainya… Kalau Anda melihat dari sisi positif, bahwa semua orang mampu untuk menjalani kehidupan ini dengan rasa sayang dan hormat, mungkin Anda bisa setuju dengan pernyataan saya… “Memberikan yang terbaik untuk Orang Lain…” dengan kata lain mumpung masih hidup dan diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berkarya. Dengan memberikan yang terbaik untuk sesama, berarti memberikan yang terbaik untuk diri sendiri. Ada pepatah „Perlakukanlah orang lain, layaknya Anda ingin diperlakukan oleh mereka“... Anda ingin mendapatkan senyuman dari orang lain??? Berikan senyum tulus itu terlebih dahulu kepada mereka...sudah pasti mereka akan membalas senyum Anda, kalau tidak dibalas ada 3 kemungkinan...
Kalau disuruh pilih, saya masih mencintai kehidupan ini dan memberikan yang terbaik dari saya untuk orang lain…..fiiiuuuuhhhh…munafik kah??? Tergantung dari sudut pandang mana Anda menilainya… Kalau Anda melihat dari sisi positif, bahwa semua orang mampu untuk menjalani kehidupan ini dengan rasa sayang dan hormat, mungkin Anda bisa setuju dengan pernyataan saya… “Memberikan yang terbaik untuk Orang Lain…” dengan kata lain mumpung masih hidup dan diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berkarya. Dengan memberikan yang terbaik untuk sesama, berarti memberikan yang terbaik untuk diri sendiri. Ada pepatah „Perlakukanlah orang lain, layaknya Anda ingin diperlakukan oleh mereka“... Anda ingin mendapatkan senyuman dari orang lain??? Berikan senyum tulus itu terlebih dahulu kepada mereka...sudah pasti mereka akan membalas senyum Anda, kalau tidak dibalas ada 3 kemungkinan...
1) ia nggak sadar kalau Anda memberi suatu senyuman (iklas nggak ngasih senyumnya??)
2) ia lagi depresi berat sampe susah ngebedain antara senyum tulus & senyum „ngejek“
3) ia merasa, kayanya kenal dengan Anda... tapi dimana ya??? (SKSD banget gitu)...hahahahaaa....
jangan diambil hati OK..
Lanjut lagi obrolan kita ini... tadi kan sudut pandang positif... nah sekarang kalo Anda memandang konsep tadi itu cuma sebagai kemunafikan belaka...berarti Anda iri tuh...hehehehehee... jangan marah ya... Iri tanda tak Mampu. Ribet amat musti mikirin apa yang dipikirkan orang tentang diri kita...bukan itu intinya...saya juga nggak terlalu memperdulikan apa yang dipikirkan orang lain terhadap diri saya. Saya percaya semua orang di dunia ini, tanpa kita lihat kondisi maupun latar belakangnya... mampu untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya (bukan Bisa atau Tidak Bisa...tapi Mau atau Tidak Mau), setidaknya untuk dirinya sendiri...jangan mikirin buat bangsa dan negara dulu dech...ke-gede-an, ntar malah stress lagi... (stress & depresi beda tipis...). Kalau diurut-urut... semua juga harus diniatkan dan diiklaskan..hati dan pikiran jangan dibiarkan tumpul dan buntu... makanya bergaulah dengan yang waras yach... secara lebih banyak orang gilanya ketimbang yang waras...Anda di posisi yang mana??? Jadi orang gila enak juga kayanya...gak bakalan ada yang komplain untuk apa yang diperbuatnya...lah GILA gitu loh...mau diapain juga ya...gitu dechh...heheheeheheee...
Weeeeiiitttsss, kembali ke topik awal tentang di Teroris-Cinta Mati, heheheheeee... sebenernya mereka itu apa dan kenapa sih… diluar konteks wacana (gubraaakkk..berat euy bahasanya…) yang sudah ada tentang apa dan bagaimana teroris itu. Apa yang menjadi sumber awalnya, apa yang menjadi keresahan mereka, apa yang menjadi dasar keberadaan mereka... notabene, tolong banget jangan pake alasan buat „jihad“, „laskar Allah“, atau sejenisnya...lupakan soal agama, walaupun geregetan juga (kaya lagunya Sherina yach...) kenapa harus membawa konteks ke-Tuhan-an untuk urusan teroris ini. Ajaran dasar dan utama untuk kehidupan ini apa sih??? Cinta Kasih kan... terus apakah dengan cinta kasih, kita berhak menghilangkan nyawa musuh? Ugh, kalo bisa sms-an sama malaikat, saya tanyain deh!!! Alasan klise yang dapat saya ungkapkan adalah Benci yang ada di dalam diri, terutama di hati mereka.
Yang selalu jadi latar belakang permasalahan dalam setiap aksi ini sebagian besar adalah karena faktor merasa diri paling benar, paling baik, tidak mau mengalah, tidak mau mendengarkan, tidak mau memperhatikan, tidak mau mempedulikan…dan sejenisnya… Padahal dari kecil kita selalu diajarkan untuk saling menyayangi, saling mengasihi, saling memaafkan… coba baca lagi kitab suci dari agama masing-masing….sesuai dengan keyakinan masing-masing… apakah ada tertulis… “Pukullah lawanmu, Bunuhlah musuhmu”… seingatku yang ada adalah “Sayangilah musuhmu, Kasihilah lawanmu”… Jadi kalau membunuh sesama manusia didasarkan atas suatu ajaran agama…hmmmm… Ajaran yang MANA??? Agama MANA???.... eeeiiitss, saya gak lagi marah-marah loh.
Lanjut lagi obrolan kita ini... tadi kan sudut pandang positif... nah sekarang kalo Anda memandang konsep tadi itu cuma sebagai kemunafikan belaka...berarti Anda iri tuh...hehehehehee... jangan marah ya... Iri tanda tak Mampu. Ribet amat musti mikirin apa yang dipikirkan orang tentang diri kita...bukan itu intinya...saya juga nggak terlalu memperdulikan apa yang dipikirkan orang lain terhadap diri saya. Saya percaya semua orang di dunia ini, tanpa kita lihat kondisi maupun latar belakangnya... mampu untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya (bukan Bisa atau Tidak Bisa...tapi Mau atau Tidak Mau), setidaknya untuk dirinya sendiri...jangan mikirin buat bangsa dan negara dulu dech...ke-gede-an, ntar malah stress lagi... (stress & depresi beda tipis...). Kalau diurut-urut... semua juga harus diniatkan dan diiklaskan..hati dan pikiran jangan dibiarkan tumpul dan buntu... makanya bergaulah dengan yang waras yach... secara lebih banyak orang gilanya ketimbang yang waras...Anda di posisi yang mana??? Jadi orang gila enak juga kayanya...gak bakalan ada yang komplain untuk apa yang diperbuatnya...lah GILA gitu loh...mau diapain juga ya...gitu dechh...heheheeheheee...
Weeeeiiitttsss, kembali ke topik awal tentang di Teroris-Cinta Mati, heheheheeee... sebenernya mereka itu apa dan kenapa sih… diluar konteks wacana (gubraaakkk..berat euy bahasanya…) yang sudah ada tentang apa dan bagaimana teroris itu. Apa yang menjadi sumber awalnya, apa yang menjadi keresahan mereka, apa yang menjadi dasar keberadaan mereka... notabene, tolong banget jangan pake alasan buat „jihad“, „laskar Allah“, atau sejenisnya...lupakan soal agama, walaupun geregetan juga (kaya lagunya Sherina yach...) kenapa harus membawa konteks ke-Tuhan-an untuk urusan teroris ini. Ajaran dasar dan utama untuk kehidupan ini apa sih??? Cinta Kasih kan... terus apakah dengan cinta kasih, kita berhak menghilangkan nyawa musuh? Ugh, kalo bisa sms-an sama malaikat, saya tanyain deh!!! Alasan klise yang dapat saya ungkapkan adalah Benci yang ada di dalam diri, terutama di hati mereka.
Yang selalu jadi latar belakang permasalahan dalam setiap aksi ini sebagian besar adalah karena faktor merasa diri paling benar, paling baik, tidak mau mengalah, tidak mau mendengarkan, tidak mau memperhatikan, tidak mau mempedulikan…dan sejenisnya… Padahal dari kecil kita selalu diajarkan untuk saling menyayangi, saling mengasihi, saling memaafkan… coba baca lagi kitab suci dari agama masing-masing….sesuai dengan keyakinan masing-masing… apakah ada tertulis… “Pukullah lawanmu, Bunuhlah musuhmu”… seingatku yang ada adalah “Sayangilah musuhmu, Kasihilah lawanmu”… Jadi kalau membunuh sesama manusia didasarkan atas suatu ajaran agama…hmmmm… Ajaran yang MANA??? Agama MANA???.... eeeiiitss, saya gak lagi marah-marah loh.
Salah satu keinginan terbesarku (sebelum kembali ke Sang Pencipta), saya ingin wawancara dengan salah satu otak teroris ini, cuma mau tanya aja apa dan kenapanya, syukur-syukur mereka punya jawaban logis yang dapat dibenarkan sebagai alasan...gak berat sih keinginanku ini, cuma susah aja.. :p
Kalau suatu kebencian, dendam dan amarah itu timbul dari Hati, kenapa tidak mencari sesuatu untuk menyamankannya... apapun yang terjadi dalam kehidupan seseorang itu semua adalah takdir, skenario-nya turun langsung dari The Creator (Sang Pencipta), Ia yang menyutradarai langsung... kalau karena apa yang menimpa kita menjadi kesalahan orang lain, apakah patut kita mengadili orang tersebut secara sepihak... memang ada hukum yang berlaku, norma yang berjalan, kepatuhan yang harus di taati... tapi bukan itu alasan utamanya... Contoh, salah satu keluarga kita tebunuh (kisah nyata di keluarga ku juga koq...) dalam suatu aksi perampokan atau tawuran atau demo (seperti yang sering terjadi belakangan ini), lantas apakah dengan dendam yang membara lantas kita berhak untuk membunuh semua pelaku kriminal tersebut... kalaupun kita berhasil "menghabisi" mereka semua...apakah orang yang kita kasihi tersebut Hidup kembali??? Nggak Kan!!!! Maaf saja, tapi bagi saya, kalaupun para kriminal itu tidak diadili di dunia...maka akherat yang akan memberikan keadilan tersebut... keadilan seperti apa, saya juga nggak tau, belum pernah kesana...nanti kalau saya sempat mampir di akherat, pasti saya tulis lagi blog ini...!!! Deal!!
Well, buat para teroris yang cinta mati, bisa nggak untuk cinta kehidupan ini... ada satu kutipan dari Severn Cullis-Suzuki, " If you don’t know how to fix it, please stop breaking it”... "Kalau Anda tidak tahu cara memperbaikinya, Tolong berhenti merusaknya"... kata-kata tersebut diucapkan beliau pada saat Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil 1992 mengenai lingkungan hidup. Mengapa saya ambil kutipan tersebut dalam bahasan ini, karena alasan yang cukup jelas "Kalau Anda tidak tahu cara memperbaikinya, Tolong berhenti merusaknya", lihat hasil dari kerusuhan dan tindakan terorisme..apakah suat kenyamanan hidup?? TIDAK sama sekali!!! yang ada adalah kehancuran, anak-anak yang kehilangan orang tuanya, orang tua yang melihat anaknya tewas didepan matanya, cacat permanen yang membatasi keahlian seseorang dan masih banyak... BUKAN ini yang mau saya ceritakan untuk generasi yang akan datang, bukan tentang kehancuran bangsa, bukan tentang bobrokan mental, bukan keterasingan suku, ketidakwarasan manusia, kebiadaban perilaku...tapi sebaliknya... tentang Kebesaran Hati...
dc©201006_cerebrobox